SYUBHAT 4

Terima kasih atas jawaban Syeikh Mamduh dalam edisi Nopember 2010 mengenai “jawaban syubhat kristiani dan syiah.” Selanjutnya saya masih butuh penjelasan atas dua hal yang sering dituduhkan oleh umat kristiani terhadap Al-Quran yang mulia. Saya memperoleh pertanyaan dari misionaris mengenai Al-Quran :
Syubhat (1): Penyebutan Maryam ibu Yesus sebagai saudara perempuan Harun dan anak kandung Imran (QS.19:28)([1]). Mereka menganggap Allah Subhanahu wa Ta’ala mengira Maryam saudara perempuan Musa dan Harun yang adalah anak Imran. Padahal antara keduanya ada selisih waktu sekitar 1400 tahun. Mengapa Maryam disebut saudara perempuan Harun? Menurut misionaris, ini adalah kesalahan penulisan Sejarah dalam AlQuran.
Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim. Sesungguhnya, orang-orang yang membuat keragu-raguan tentang al-Qur`an tidak mengetahui kalau penyebutan ukhtu Harun (saudari Harun) bukanlah penamaan pertama kali oleh al-Qur`an, melainkan al-Qur`an hanya mengisahkan apa yang pernah terjadi, yaitu apa yang dikatakan oleh kaum Maryam kepadanya, dan panggilan yang mereka lontarkan kepadanya, saat dia mengandung ‘Isa ‘Alaihi Sallam. Mereka mengingkari kehamilan tersebut, lalu menuduh kehormatan, kemuliaan, dan kesuciannya. Maka mereka berbicara dengannya dengan panggilan ya ukhta Harun (Wahai saudari Harun), maksudnya adalah ‘Engkau dari keluarga baik-baik, suci, lagi dikenal keshalihan, ibadah dan kezuhudannya, maka bagaimana hal ini bisa terjadi pada dirimu?’
Sekalipun telah pasti bahwa orang-orang Yahudi berbicara dengannya dengan panggilan wahai saudari Harun, tetapi para ulama ahli tafsir telah berselisih pendapat akan penentuan pribadi tersebut. Di antara mereka ada yang menyebut bahwa dia adalah Nabi Harun, saudari Musa ‘Alaihi Sallam. Di antara mereka ada yang menyebut bahwa dia adalah seorang laki-laki shalih dari kaumnya pada masa itu, di mana Maryam ‘Alaiha Sallam mencontohnya, dan menyerupainya dalam kezuhudan, ketaatan, dan ibadah. Maka dia pun dinisbatkan kepadanya. Maka jadilah maksud mereka dalam pembicaraan itu adalah, ‘Wahai orang yang serupa, dan meniru laki-laki shalih itu, tidaklah ayahmu seorang keji, tidak juga ibumu seorang pelacur, maka darimana anak di perutmu itu?
Perlu diketahui pula bahwa kala itu banyak tersebar nama Harun di tengah Bani Israil hingga hari ini.
Apakah yang dimaksud itu adalah Nabi Harun ‘Alaihi Sallam atau Harun lain yaitu seorang shalih kala itu, maka bagi kami hal ini tidak penting, karena al-Qur`an hanyalah menceritakan dan menukil apa yang terjadi kala itu.
Jika kita mengambil kemungkinan pertama, yaitu bahwa yang dimaksud adalah Nabi Harun ‘Alaihi Sallam, maka yang dimaksud oleh orang-orang Yahudi adalah bahwa dia termasuk dari keturunannya. Kemudian saya akan membuat satu contoh dari Bibel. Dan itu adalah sebuah pukulan menyakitkan bagi para pembuat keragua-raguan terhadap al-Qur`an tersebut, sebuah pukulan telak yang membantah syubhat tersebut.
Bibel telah menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi menyebut Yesus dengan Putra Dawud: “Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” (Matius (9:27))
Maka apakah Yesus benar-benar  Anak Dawud? Tentu saja tidak, lalu  mengapa ucapan mereka ini tidak diingkari dengan mengatakan ini adalah kesalahan penulisan sejarah dalam Bibel?!!
Sekarang, terjerumuslah orang-orang bodoh itu ke dalam kuburan yang mereka gali, jatuh ke dalam keburukan amal-amal mereka. Dengan logika sama yang mereka inginkan untuk menetapkan penyimpangan al-Qur`an yang mulia karena mengisahkan sebutan ucapan Yahudi “Wahai saudari Harun”, maka kita temukan bahwa Bibel menyebut Yesus dengan sebutan Putra Dawud!!
Sesungguhnya kita merasa malu untuk menuduh penyimpangan Bibel dengan sebab ini, karena Bibel telah pasti penyimpangannya dengan dalil yang lebih besar dan terang benderang. Cukuplah dengan banyaknya ragam Bibel, perselisihan dan pertentangannya sebagai bukti. Sementara mereka tidak malu menuduh al-Qur`an salah menulis sejarah hanya dengan syubhat yang tertolak ini. Ini adalah sebuah bukti akan kelemahan mereka dalam menetapkan penyimpangan al-Qur`an.
Di sini kami bertanya kepada orang-orang yang meragukan keabsahan al-Qur`an yang mulia, ‘Bagaimana mungkin Yesus adalah Anak Dawud, sementara jarak antara dia dan Dawud ‘Alaihi Sallam lebih dari jarak antara Maryam dan Harun’Alaihi Sallam? Bahkan bagaimana mungkin Yesus adalah Andak Dawud, sementara dia datang dari jalan Roh Kudus?!!
Sesungguhnya perkara yang wajib diketahui oleh para pembuat keraguan terhadap al-Qur`an tersebut bahwa penisbatan seorang manusia kepada manusia lain yang memiliki kedudukan di antara kaumnya (seperti Dawud) adalah dalam rangka pemuliaan. Oleh karena itulah kita temukan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Aku adalah seorang Nabi, tidak ada kedustaan, aku adalah Putra Abdul Muthallib.’ Padahal beliau adalah Muhammad Putra ‘Abdullah Putra ‘Abdul Muththallib. Akan tetapi beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memuliakan nasabnya kepada kakeknya.
Sesungguhnya saya mampu untuk membuat keragua-raguan pada akal orang-orang Nasrani yang awam, dan menyesatkan mereka dengan kedustaan, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian pendeta terhadap orang-orang awam kaum mulimin. Kemudian saya klaim bahwa Bibel telah menguatkan al-Qur`an yang menyebut Maryam sebagai Saudari Harun. Telah disebutkan dalam Keluaran (15:20-21): “Lalu Miryam, nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya, dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari. Dan menyanyilah Miryam memimpin mereka: “Menyanyilah bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur; kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.”
Akan tetapi karena saya percaya diri, dan beriman bahwa jalan hidayah dan jalan sorga tidak akan ada kecuali dengan keikhlasan dan kejujuran bersama Allah, oleh karenanya saya tidak berdalil akan penyimpangan Bibel dengan dalil ini sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang suka mempermainkan ayat. Karena Maryam yang dimaksud di situ bukanlah Maryam Ibu Isa ‘Alaihi Sallam.
Saya berangan-angan, daripada sibuk menafikan persaudaraan antara Maryam dan Harun, hendaknya para pendeta itu menyibukkan diri mereka dengan menjelaskan sebab yang menjadikan Bibel menulis tuduhan zina terhadap Maryam tanpa memberikan pembelaan dan pensucian. Dan yang wajib mereka lakukan, jika mereka jujur, adalah memuji al-Qur`an dan meninggikan urusannya, karena al-Qur`an adalah satu-satunya Kitab Suci yang membela Maryam ‘Alaiha Sallam, serta mensucikannya, dan mengumumkan kesuciannya, serta meninggikan urusan dan kehormatannya.
Cukuplah al-Qur`an dengan menasabkan al-Masih ‘Alaihi Sallam kepada ibunya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, ‘al-Masih Putra Maryam’, ‘Isa Putra Maryam’, sementara Bibel telah menasabkan al-Masih kepada Yusuf an-Najjar!!
‘Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” (Lukas; 4:22)
‘Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” (Yohannes 1:45)
‘Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?’ (Matius 13:55)
Bahkan Bibel menjadikan al-Masih memiliki saudara: ‘Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.’ (Markus 6:3)
Maka Kitab yang manakah yang telah diubah-ubah, al-Qur`an yang mulia ataukah Bibel? Kami menunggu jawabnnya.
Syubhat (2): Kontradiksi ayat menurut mereka dalam Al-Quran seperti dalam hal berapa hari penciptaan Jagad Raya ?Pertama: Bumi dan langit diciptakan dalam 6 masa. Hal ini terdapat dalam surah : QS.7:54([2])Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam ENAM MASA, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang . Juga dalam QS.10:3([3]) “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam ENAM MASA, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan.
Kedua, dalam, QS. 41: 9 – 12([4]) ternyata disebutkan dalam 8 masa (2 + 4 + 2) bukan enam masa, Katakanlah Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam DUA MASA ……… Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam EMPAT MASA. …… Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam DUA MASA”.
Bagaimana menjelaskan hal ini ?
Semoga dapat segera dijawab karena pertanyaan-pertanyaan ini menyebar di berbagai brosur dan literatur kristen berwajah Islam sebagai upaya mengguncang keyakinan kaum muslimin terhadap al-Quran. Tidak lupa saya ucapkan Terima kasih atas perhatian dan penjelasannya, saya sangat berharap jawaban nantinya dibaca juga oleh umat Kristiani yang senantiasa melontarkan syubhat-syubhat terhadap Al-Quran tanpa ilmu. Sukses untuk MAJALAH QIBLATI.
Jawab: Tidak ada pertentangan dan kontradiksi dalam ayat-ayat tersebut. Pertentangan dan kontradiksi itu hanyalah ada pada akal-akal mereka saja. Dikarenakan empat pada hari-hari yang pertama adalah hasil dari dua ditambah dua. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan bumi pertama kali pada dua hari, kemudian menjadikan di dalamnya pasak, yaitu gunung-gunung, kemudian menjadikan keberkahan di dalamnya dari air, dan tanam-tanaman. Dan berbagai rizqi yang disimpan di dalamnya dalam dua hari berikutnya, maka jadilah penciptaan bumi dan segala isinya itu dalam empat hari. Maka firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاء لِّلسَّائِلِينَ
“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.” (QS. Fushshilat: 10)
Keempat hari itu adalah hasil dari dua hari pertama dan dua hari yang lain, maka jadilah totalnya empat hari, yaitu memasukkan dua hari yang telah disebutkan pada ayat sebelumnya:
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَندَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. (QS. Fushshilat: 9)
Maka tidaklah keempat hari itu berdiri sendiri dari dua hari yang pertama. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan langit dalam dua hari, jadi totalnya adalah enam hari, dengan menambahkan empat dan dua.
Sesungguhnya saya bertanya kepada orang-orang yang membuat keragu-raguan terhadap al-Qur`an tersebut, yang ingin menetapkan bahwa al-Qur`an merupaka karya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, apakah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bodoh tidak tahu bahwa 2+4+2 sama dengan 8? Apakah hilang dari beliau bahwa penciptaan langit dan bumi dalam ayat lain adalah pada enam hari?
Kemudian bagaimana mungkin perkara ini hilang dari orang-orang Kafir Arab yang cerdas dalam berniaga, serta orang-orang yang menolak dakwah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk berhujjah dengan kesalahan ini, agar mereka bisa menegaskan dan menetapkan bahwa al-Qur`an adalah bikinan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Terutama bahwa ayat-ayat al-Qur`an dulunya turun secara terpisah-pisah, yaitu satu, dua atau tiga ayat bersamaan? Artinya sangat mudah untuk menyingkap kesalahan tersebut. Akan tetapi ini tidak pernah terjadi, sementara sekarang datang kepada kita orang yang tidak faham bahasa Arab, lantas berkeinginan untuk menetapkan penyimpangan al-Qur`an dengan syubhat tersebut.
Maka apakah seorang berakal itu bisa membayangkan bahwa orang yang bisa memalsu Kitab Mulia seperti al-Qur`an itu mungkin bisa berbuat salah dengan kesalahan yang seorang anak SD saja tidak mungkin salah karenanya?
Kami memuji Allah, serta bersyukur kepada-Nya akan karuni akal ini. (AR)*

[1] Yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
| يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا
“Hai saudara perempuan Harun[902], ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”, (QS. Maryam: 28)
[2] Yaitu Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. al-A’raf: 54)
[3] Yaitu Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأَمْرَ مَا مِن شَفِيعٍ إِلاَّ مِن بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلاَ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Yunus: 3)
[4] Yaitu Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَندَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاء لِّلسَّائِلِينَ(10
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاء وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (12
“Katakanlah: “Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.”(QS. Fushshilat: 9-12)

0 komentar:

Copyright © 2012 BERSAMA MENAMBAH KEIMANAN.