IKHLAS, MEWASPADAI RIYA' & CINTA KETENARAN

(Abu Hamzah Ibnu Qomari)
Rubrik ini, terilhami oleh sebuah kitab yang ditulis oleh Syaikh Zakaria ibnu Ghulam Qadir al-Bakistani dengan judul Min Akhbar as-Salaf yang langsung dihadiahkan oleh penulisnya, ketika kami berkunjung kepada beliau di kediamannya, Makkah, pada tanggal 22, Syawwal 1426 yang lalu.
Tujuan dari rubrik ini adalah memberikan gambaran konkrit bagi ketinggian akhlak Islam yang telah diperankan oleh generasi salafus shalih yang dengan setia dan teguh mengikuti teladan mereka Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karena kita ingin mengikuti jejak langkah kebaikan kaum salaf, maka membaca dan mempelajari adab, akhlak, hikmah dan sejarah mereka adalah sangat penting.
Insya Allah secara berkala kami akan menyuguhkan sejumlah riwayat dari ucapan dan perbuatan kaum salafus shalih yang kami ambil dari kitab Min Akhbar as-Salaf. Ketika kami mengambil dari sumber lain, kami akan mengingatkan dengan memberikan catatan kaki. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas Syaikh Zakaria dengan sebaik-baik balasan. Dan semoga rubrik ini dapat menjadi cermin bagi orang-orang yang ingin mengikuti manhaj mereka.
Ikhlash, mewaspadai riya’ dan cinta ketenaran
(bagian pertama)
  • Az-Zubair Ibn Awwam Radhiallahu ‘Anhu, berkata:
مَنِ اسْتَطَاعَ أَنْ تَكُوْنَ لَهُ خَبِيْئَةٌ مِنْ عَمَلٍ صَالِحٍ فَلْيَفْعَلْ
“Barangsiapa mampu untuk memiliki simpanan yang tersembunyi dari amal shalih maka lakukanlah.” (Musnad Ibnul Ja’d,113; Abu Dawud dalam az-Zuhud,119)
  • Abul ‘Aliyah rahimahullah mengatakan:
قَالَ لِيْ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم : لاَ تَعْمَلْ لِغَيْرِ اللهِ فَيَكِلَكَ إِلىَ مَنْ عَمِلْتَ لَهُ
“Berkata kepada saya para sahabat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‘Janganlah engkau beramal kerena selain Allah, akibatnya Dia akan menyerahkanmu kepada orang yang kamu beramal karenanya.’” (al Mushannaf,7/207)
  • Hamdun al-Qashshar rahimahullah pernah ditanya: “Mengapakah ucapan para salaf itu lebih bermanfaat daripada ucapan kita? Beliau menjawab:
ِلأَنَّهُمْ تَكَلَّمُوا لِعِزِّ اْلاِسْلاَمِ وَرِضَا الرَّحْمَنِ وَنَحْنُ نَتَكَلَّمُ لِعِزِّ النًُّفُوْسِ وَطَلَبِ الدُّنْيَا وَرِضَا الْخَلْقِ
“Karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam dan untuk (mendapatkan) ridha Allah Yang Maha Rahman, sedangkan kita berbicara untuk kemuliaan diri sendiri, mencari dunia, dan untuk mendapatkan ridha manusia.” (Shifatus Shafwah, 2/122)
  • Budail al-‘Uqaili berkata:
مَنْ أَرَادَ بِعَمَلِهِ وَجَهَ اللهِ أَقْبَلَ اللهُ بِوَجْهِهِ , وَأَقْبَلَ بِقُلُوْبِ الْعِبَادِ إِلَيْهِ , وَمَنْ عَمِلَ لِغَيْرِ اللهِ تَعَالىَ صَرَفَ عَنْهُ وَجْهَهُ وَصَرَفَ قُلُوْبَ الْعِبَادِ عَنْهُ
“Barangsiapa menginginkan wajah Allah dengan amalnya, maka Allah menghadap dengan Wajah-Nya, dan menghadapkan hati para hamba kepada-Nya. Dan barangsiapa yang beramal untuk selain Allah, Dia pasti memalingkan Wajah-Nya daripada-Nya dan memalingkan hati para hamba daripada-Nya.” (al-Hilyah,3/62)
(Majalah Qiblati Ed. 7 Th. I)

0 komentar:

Copyright © 2012 BERSAMA MENAMBAH KEIMANAN.