Berpikirlah Tentang Ciptaan Allah dan Janganlah Berpikir Tentang Allah
Berpikirlah Tentang Ciptaan Allah dan Janganlah Berpikir Tentang Allah
Berpikirlah Tentang Ciptaan Allah Dan Janganlah Berpikir Tentang Allah
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam Bersabda”
“Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan jangan sekali-kali berpikir tentang Allah, sebab memikirkan tentang Ar Rabb (Allah) akan menggoreskan keraguan dalam hati“.
Berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta’ala:
والفكرة في الله بدعة لقول رسول الله صلى الله عليه وسلم تفكروا في الخلق ولا تفكروا في الله فإن الفكرة في الرب تقدح الشك في القلب
Dan memikirkan tentang Allah Azza wajalla adalah bid’ah berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam,
Syaikh Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi
Ucapan
beliau (Al Imam Al Barbahari Rahimahullah) ini, yakni hadits ini,
dikatakan oleh Mu’aliq (yakni Al Qahthani) dikeluarkan oleh Abu Syaikh,
dan hadits ini adalah hadits dha’if. Hal ini disebutkan oleh Syaikh Al
Albani Rahimahullah dalam kitab Dho’iful Jami’ no. 2480 akan tetapi
beliau shahihkan dalam kitab Shahihul Jami’ (3/49) dan beliau
menyebutkan bahwa hadits ini Hasan. Lihatlah kitab Silsilah Al hadits As
Shahihah (4/395). Aku katakan (Al Qahthani), “Penshahihan hadits ini perlu diteliti kembali, bisa jadi ini adalah ucapan sebagian ulama salaf“.
Aku
(Syaikh Ahmad An Najmi) katakan: Berpikir tentang Allah Azza wajalla,
yakni memikirkan dzat Allah Azza wajalla tidak selayaknya untuk
dilakukan. Sebab apabila seorang hamba itu berpikir, maka dia berpikir
dengan apa yang tergambar oleh akalnya dan apa yang terbetik dalam
benaknya dari hal-hal yang terlihat, terdengar, dan diketahui. Sedangkan
Allah Azza wajalla berada di atas itu semua. Tidak layak bagi seorang
pun untuk memikirkan dzat Allah Azza wajalla, sebab tatkala ia
menggambarkan sesuatu tentang dri Allah Azza wajalla maka Allah Azza
wajalla berbeda dengan apa yang ia gambarkan dan cukup bagi kita
berpikir tentang makhluk-makhluk-Nya, dan tentang kekuasaan-Nya yang
luar biasa.
Kalau
seandainya seseorang itu mau memikirkan tentang asal kejadiannya
sendiri niscaya hal itu telah cukup baginya. Hendaknya dia memikirkan
bagaimana Allah Azza wajalla mengubah air mani, yang darinya Allah Azza
wajalla menciptakan makhluk yang agung ini, dan bagaimana Allah Azza
wajalla mengubah air mani yang darinya Allah Azza wajalla menciptakan
berbagai jenis hewan dan bagaimana Allah Azza wajalla mempersiapkan
segala sesuatu dari makhluk-makhluk ini untuk tujuan tertentu. Allah
Azza wajalla mempersiapkan sapi untuk mengolah tanah pertanian dan Allah
Azza wajalla mempersiapkan unta untuk kendaraan dan yang lainnya dari
hal-hal yang kita saksikan dan kita ketahui. Yang Kuasa mengubah air
mani tersebut, dari air mani menjadi manusia dan menjadi hewan, bukankah
yang mampu melaksanakan hal itu adalah Ar Rabb Yang Maha Kuasa atas
segala sesuatu?! Tentu, dan kita termasuk orang-orang yang menyaksikan
akan hal itu.
Yang
jelas, bahwasanya berpikir itu selayaknya diarahkan kepada ciptaan
Allah Azza wajalla bukan pada dzat Allah Azza wajalla. hendaknya kita
membaca firman Allah,
فَاطِرُ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
وَمِنَ الأنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“(Dia)
Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan
jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy Syuuraa: 11)
Wajib
bagi kita untuk berserah diri menerima ayat ini sehingga akal kita
tidak meraba-raba sesuatu yang tidak layak untuk dipikirkan. Apabila
Surga saja di dalamnya terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat
oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah
terbetik dalam hati seseorang padahal itu adalah makhluk Allah Azza
wajalla, lantas bagaimana dzat Allah?! Wabillahit taufiq.
Sumber:
chm sunniy dari Kitab Irsyaadus Saari ila Taudhihi Syarhis Sunnah lil
Imam Al Barbahari, Edisi Indonesia Penjelasan Syarhus Sunnah Imam Al
Barbahari Meniti Sunnah di Tengah Badai Fitnah oleh Syaikh Ahmad bin
Yahya An Najmi, Penerbit Maktabah Al Ghuroba, hal 246-248, Judul:
Memikirkan Tentang Allah ‘Azza wajalla Adalah Bid’ah
0 komentar:
Posting Komentar