SOMBONG DAN ANGKUH WARISAN IBLIS
Berapa
banyak kaum manusia telah binasa karena keangkuhan dan kesombongan. Merasa diri lebih
tinggi, lebih mulia, lebih kaya, dan seterusnya, lalu
memandang sebelah mata kepada orang lain. Namun yang lebih parah dan akibatnya
lebih berbahaya bagi pelakunya adalah sikap enggan dan sombong serta angkuh
untuk menerima kebenaran.
Padahal
akibat kesombongan dan keangkuhan telah banyak dikisahkan dalam al-Qur’an,
seperti peristiwa terusirnya Iblis dari surga karena kesombongannya. Iblis
terlalu angkuh untuk sujud kepada Nabi Adam p,
padahal perintah itu datangnya langsung dari Allah U.
Demikian
juga Allah I
telah menenggelamkan Qorun beserta
seluruh hartanya ke dalam perut bumi, juga karena kesombongan dan keangkuhannya
terhadap Allah l dan
kepada sesama kaumnya.
Senasib
dengan mereka, Fir’aun, kaum ‘Aad, kaum Luth, Tsamud, dan lain sebagainya.
Semuanya diazab dengan pedih karena kesombongan dan keangkuhan mereka, memandang rendah para
rasul yang diutus kepada mereka. Lebih dari itu, mereka pun telah menolak
kebenaran yang disampaikan para rasul p.
Sombong dan Angkuh, Karena Apa?
Manusia
adalah makhluk yang lemah, tak selayaknya untuk bermegah-megahan dan
menyombongkan diri di hadapan Penguasa langit dan bumi. Ironisnya, fenomena dan
realita yang ada justru menunjukkan banyak manusia yang lupa hakikat dan jati
dirinya, sehingga membuat dia sombong dan angkuh untuk menerima kebenaran,
merendahkan orang lain, serta memandang dirinya sempurna dalam segala hal.
Rasulullah
` telah menjelaskan tentang bahaya
sifat sombong dan angkuh, sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud E,
dari Nabi `, beliau bersabda,
"Tidak
masuk surga siapa saja yang di dalam hatinya ada sedikit kesombongan,
kemudian seseorang berkata, “Sesungguhnya seseorang itu senang pakaiannya bagus
dan sandalnya bagus." Beliau bersabda, "Sesunguhnya Allah itu
Indah dan Dia menyenangi keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran
dan meremehkan orang lain." (HR. Muslim).
Imam
An-Nawawi t berkomentar tentang hadits ini, "Hadits
ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia,
merendahkan mereka dan menolak kebenaran." (Syarah Shahih Muslim 2/269).
Al-Hafizh
Ibnu Rajab Al-Hambali t
berkata, "Orang yang sombong adalah orang yang memandang dirinya sempurna
segala-galanya, dia memandang orang lain rendah, meremehkannya dan menganggap orang
lain itu tidak pantas mengerjakan suatu urusan. Dia juga sombong menerima
kebenaran dari orang lain". (Jami'ul Ulum Wal Hikam, 2/275).
Raghib
Al-Asfahani t berkata,
"Sombong adalah keadaan/kondisi seseorang yang merasa bangga dengan
dirinya sendiri, memandang dirinya lebih utama dari orang lain, kesombongan
yang paling parah adalah sombong kepada Rabb-nya dengan cara menolak kebenaran
(dari-Nya) dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan maupun dalam
mentauhidkan-Nya.” (Umdatul Qari`, 22/140).
Nash-nash
Ilahiyyah banyak sekali mencela orang yang sombong dan angkuh, baik yang
terdapat dalam al-Qur`an maupun dalam as-Sunnah.
1.
Orang Sombong Telah Mengabaikan Perintah Allah l
Allah
l berfirman,
artinya,
"Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (angkuh)." (QS.
Luqman: 18).
Ibnu
Abbas c, menjelaskan makna
firman Allah l, “(Dan janganlah
kamu memalingkan mukamu dari manusia) dia berkata, "Janganlah kamu sombong
dan merendahkan manusia, hingga kamu memalingkan wajahmu ketika mereka
berbicara kepadamu." (Tafsir At-Thobari 21/74).
Ibnu
Katsir t mengatakan tentang
firman Allah U,
”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh”, maksudnya
janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, berbuat semena-mena.
Janganlah kamu lakukan semua itu yang menyebabkan Allah murka kepadamu."
(Tafsir Ibnu Katsir 3/417).
2.
Orang Yang Sombong Menjadi Penghuni Neraka
Allah
l berfirman,
artinya,
"Katakanlah
kepada mereka, “Masuklah kalian ke pintu-pintu neraka Jahannam dan kekal di
dalamnya, maka itulah sejelek-jelek tempat kembali." (QS.
az-Zumar: 72).
Rasulullah
` bersabda,
"Tidak
akan masuk surga siapa saja yang di dalam hatinya terdapat sedikit
kesombongan." (HR. Muslim).
Dalam
hadits lain Rasulullah `
bersabda,
"Maukah
Aku beritakan kepada kalian tentang penghuni surga?” Para shahabat menjawab,
“Tentu (wahai Rasulullah).” Lalu beliau berkata, "(Penghuni surga adalah)
orang-orang yang lemah lagi direndahkan oleh orang lain, kalau dia bersumpah
(berdoa) kepada Allah niscaya Allah kabulkan doanya. Maukah aku beritakan
kepada kalian tentang penghuni neraka?” Para shahabat menjawab, “Tentu (wahai
Rasulullah).” Lalu beliau berkata, "(Penghuni neraka adalah) orang-orang
yang keras kepala, berbuat semena-mena (kasar), lagi sombong".
(HR. Bukhari & Muslim).
3.
Orang Sombong Pintu Hatinya Terkunci & Tertutup
Sebagaimana
firman Allah l, artinya,
"Demikianah
Allah mengunci mati pintu hati orang yang sombong dan sewenang-wenang" (QS.
Ghafir 35).
Imam
Asy-Syaukani t berkata,
"Sebagaimana Allah mengunci mati hati orang yang memperdebatkan ayat-ayat
Allah maka demikian juga halnya Allah juga mengunci mati hati orang yang
sombong lagi berbuat semena-mena, yang demikian itu karena hati merupakan
sumber pangkal kesombongan, sedangkan anggota tubuh hanya tunduk dan patuh
mengikuti hati". (Fathul Qodir 4/492).
4.
Kesombongan Membawa kepada Kehinaan Dunia Akhirat
Orang
yang sombong akan mendapatkan kehinaan di dunia ini berupa kejahilan, sebagai
balasan dari perbuatannya. Firman Allah l,
artinya,
"Aku
akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di dunia ini tanpa
alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaanku".
(QS. Al-'Araf: 146).
(Maksudnya)
yaitu Aku (Allah) halangi mereka memahami hujah-hujjah dan dalil-dalil yang
menunjukkan tentang keagungan-Ku, syari'at-Ku, hukum-hukum-Ku pada hati
orang-orang yang menyombongkan diri dari taat kepada-Ku dan sombong kepada
manusia tanpa alasan yang benar. Sebagaimana mereka sombong tanpa alasan yang
benar, maka Allah hinakan mereka dengan kebodohan (kejahilan). (Tafsir Ibnu
Katsir, 2/228).
Kebodohan
adalah sumber segala malapetaka, sehingga Allah sangat mencela orang-orang yang
jahil dan orang-orang yang betah dengan kejahilannya, Allah l
berfirman, artinya,
"Sesungguhnya
makhluk yang paling jelek (paling hina) di sisi Allah ialah orang-orang yang
tuli dan bisu yang tidak mengerti apapun (jahil).” (QS.
al-Anfal: 22).
Maksudnya,
Allah l menghinakan
orang-orang yang tidak mau mendengarkan kebenaran dan tidak pula mau menuturkan
yang haq, sehingga orang tersebut tidak memahami ayat-ayat-Nya lalu pada
akhirnya menyebabkan dia menjadi seorang yang jahil, tidak mengerti apa-apa.
Kejahilan itulah bentuk kehinaan bagi orang-orang yang sombong.
Dan
orang yang sombong di akhirat dihinakan oleh Allah l
dengan memperkecil postur tubuh mereka sekecil semut. Hinaan datang kepada
mereka dari segala penjuru tempat. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh
Rasulullah ` dalam hadits berikut,
"Orang-orang
yang sombong akan dihimpunkan pada hari Kiamat seperti dalam bentuk semut-semut
kecil dengan rupa manusia, dari segala tempat datang hinaan kepada mereka.
Mereka digiring ke penjara neraka Jahannam yang disebut Bulas, di bagian
atasnya api yang menyala-nyala dan mereka diberi minuman dari kotoran penghuni
neraka." (HR. Tirmizi & Ahmad,
dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Misykat).
Inilah
hakikat sombong, sifat buruk yang sangat berbahaya. Lawan dari sifat ini adalah tawadhu. Maka sepantasnya, seorang Muslim
menjauhkan diri dari sifat
sombong dan menumbuhkan sifat tawadhu.
Semoga Allah l
mengisi dan memenuhi hati
kita dengan sifat
tawadhu. Mudah menerima kebenaran, dan tidak
meremehkan orang lain. Aamiin.
Wallahu Waliyyut Taufiq
http://www.stibamks.net
0 komentar:
Posting Komentar