SEJARAH KOTA NABI
Madinah
Munawarah adalah kota suci kedua yang paling utama untuk dikunjungi umat Islam
setelah Mekah. Di sanalah terletak Masjid Nabawi yang didirikan tahun 622 M
atau tahun pertama hijriah, setelah Nabi SAW hijrah dari Mekah ke Madinah.
Sejarah
berdirinya Masjid Nabawi cukup unik, yaitu ketika Rasulullah SAW masuk Madinah,
kaum Ansar mengelu-elukan beliau serta menawarkan rumah untuk beliau
beristirahat. Namun Rasulullah SAW menjawab dengan bijaksana : “Biarkanlah unta
ini jalan, karena ia diperintahkan Allah. Setelah sampai di tanah milik kedua
anak yatim bernama Sahal dan Suhai, keduanya anak Amr bin Amarah di bawah
asuhan Mu’adz bin Atrah, unta tersebut berhenti, kemudian beliau dipersilahkan
oleh Abu Ayub Al Ansari, tinggal di rumahnya.
Setelah
beberapa bulan di rumah Abu Ayub Al Ansari, Nabi mendirikan masjid di atas
sebidang tanah yang sebagian milik As’ad bin Zurrah, sebagian milik kedua anak
yatim (Sahal dan Suhai), dan sebagian lagi tanah kuburan Musyrikin yang telah
rusak.Tanah kepunyaan kedua anak yatim tadi dibeli dengan harga sepuluh dinar
yang dibayar oleh Abu Bakar Ra. Sedang tanah kuburan dan milik As’ad Bin Zurrah
diserahkan sebagai wakaf.
Rasulullah
SAW yang meletakkan batu pertama pendirian masjid, diikuti oleh sahabat-sahabat
Nabi, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Kemudian pengerjaan masjid dilakukan
dengan gotong royong sampai selesai.
Keadaan
masjid masih sangat sederhana sekali tanpa hiasan, tanpa tikar dan untuk
penerangan waktu malam hari digunakan pelepah kurma kering yang dibakar.
Pagarnya dari batu tanah, tiang-tiangnya dari batang kurma, sedangkan atapnya
pelepah daun kurma. Waktu itu arah kiblatnya Baitul Maqdis di Yerusalem, karena
perintah menghadap Ka’bah belum turun. Luas masjid sekitar 30 x 35 m. Di sisi
masjid dibangun tempat kediaman Nabi dan Keluarganya yang kemudian mejadi
tempat pemakamannya.
Dalam
perkembangannya, Masjid Nabawi mengalami beberapa kali perombakan. Perubahan
pertama adalah membangun mihrab setelah memindahkan arah kiblat dari Baitul
Maqdis ke Masjidil Haram di Mekah tahun 2 H setelah Rasulullah SAW menerima
perintah memindahkan arah kiblat. Setelah itu, dilakukan beberapa kali
perluasan masjid untuk dapat menampung jamaah yang semakin bertambah besar.
Luas
masjid saat ini mencapai 165.000 m² serta dapat menampung sekitar satu juta
jemaah pada satu kesempatan. Renovasi terakhir dilakukan oleh Raja Fahd yang
menambahkan AC serta memperindah masjid dengan 27 kubah yang dapat digeser dan
kubah berbentuk payung yang bisa dibuka tutup. Keindahan ini juga dilengkapi
dengan hamparan marmer putih di pelataran masjid yang selalu dingin meski terik
matahari terus menyengat.
Masjid
Nabawi memiliki 10 menara, 6 di antaranya setinggi 99 m, serta 24 kubah.
Terdapat 5 mihrab dan beberapa tiang yang konon memiliki sejarah masing-masing.
Selain itu, masjid ini dilengkapi dengan tempat parkir bawah tanah yang mampu
menampung sekitar 4.400 kendaraan.
Data
perkembangan masjid Nabawi mulai dari zaman rasulullah SAW adalah sebagai
berikut:
•
Luas masjid waktu dibangun oleh Rasulullah adalah 2.475 m²,
• Tambahan pada masa Khalifah Umar bin Khattaab 1.100 m²,
• Tambahan pada masa Khalifah Usman bin Affan 496 m²,
• Tambahan pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik 2.369 m²,
• Tambahan pada masa Khalifah Abbas Al Mahdi 2.450 m²,
• Tambahan pada masa Malik Al Qait Bey 120 m²,
• Tambahan pada masa Khalifah Sultan Abdul Majid Al Usmani 1.293 m²,
• Tambahan pada masa Raja Faisal 600 m².
• Pada saat Raja Fahd melaksanakan perluasan, Masjid Nabawi tersebut luasnya masih 82.000 m² kemudian diperlebar menjadi165.000 m².
• Tambahan pada masa Khalifah Umar bin Khattaab 1.100 m²,
• Tambahan pada masa Khalifah Usman bin Affan 496 m²,
• Tambahan pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik 2.369 m²,
• Tambahan pada masa Khalifah Abbas Al Mahdi 2.450 m²,
• Tambahan pada masa Malik Al Qait Bey 120 m²,
• Tambahan pada masa Khalifah Sultan Abdul Majid Al Usmani 1.293 m²,
• Tambahan pada masa Raja Faisal 600 m².
• Pada saat Raja Fahd melaksanakan perluasan, Masjid Nabawi tersebut luasnya masih 82.000 m² kemudian diperlebar menjadi165.000 m².
Hal
unik lain adalah adanya satu area di dalam masjid yang dinamakan Raudhah yang
berarti taman. Tempat ini ditandai tiang-tiang putih dan letaknya adalah antara
rumah Nabi SAW [sekarang makam Rasulullah SAW] sampai mimbar. Luas Raudhah dari
arah Timur ke Barat sepanjang 22 m dan dari Utara ke Selatan sepanjang 15 m.
Konon Raudhah adalah tempat yang mustajab untuk berdoa, seperti sabda
Rasulullah SAW,
“Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga.” [diriwayatkan 5 ahli hadits]
“Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga.” [diriwayatkan 5 ahli hadits]
Makam Rasulullah dan Kisah Pencurian Jasad Beliau
Makam
Nabi Muhammad SAW terletak di sudut timur Masjid Nabawi dahulu dinamakan
Maqshurah. Setelah masjid itu diperluas, makam itu masuk dalam bagian bangunan
masjid. Makam Rasulullah SAW itu sendiri dibatasi oleh pagar yang penuh dengan
lukisan kaligrafi dan pintunya dilapisi emas yang diletakkan persis di bawah
kubah berwarna hijau. Namun begitu asykar (tentara) di sana masih juga menjaga
ketat dengan pagar betis di sekeliling Makam Rasulullah sehingga jamaah hanya
bisa berdoa dari jarak lima meter.
Pada
bangunan ini terdapat empat buah pintu :
1.
Pintu sebelah kiblat dinamakan pintu At Taubah.
2. Pintu sebelah timur dinamakan pintu Fatimah.
3. Pintu sebelah utara dinamakan pintu Tahajjud.
4. Pintu sebelah barat ke Raudhah (sudah ditutup).
2. Pintu sebelah timur dinamakan pintu Fatimah.
3. Pintu sebelah utara dinamakan pintu Tahajjud.
4. Pintu sebelah barat ke Raudhah (sudah ditutup).
Dalam
ruangan ini terdapat 3 buah makam yaitu makam Rasulullah SAW, Abu Bakar As
Siddiq, dan Umar ibnul Khattab.
Pernah
terjadi pada zaman Shalahuddin Al Ayyubi, ketika perang Salib, sebagaimana
telah dicatat oleh sejarawan Ali Hafidz dalam kitab Fusul min Tarikhi
AL-Madinah Al Munawaroh, pihak Kristen mengirim dua orang yang mempunyai wajah
seperti orang Arab, datang ke Madinah dan tinggal serta bergaul dengan
orang-orang Madinah. Dan pada suatu hari, sang Penguasa Madinah bermimpi bahwa
telah datang Rasulullah kepadanya dan meminta kepadanya untuk menyelamatkan
jasad beliau dari 2 orang yang ditunjukkan wajahnya. Setelah mimpi tersebut
berkali kali dialaminya, akhirnya beliau memanggil seluruh warga Madinah untuk
berkumpul dan bersalaman kepadanya satu persatu.
Akhirnya
setelah diketahui, kedua orang tersebut ternyata telah membuat suatu terowongan
yang mengarah ke makam Nabi Muhammad dan berencana untuk mencuri jasad beliau
karena mereka berkeyakinan kalau jasad Nabi tidak hancur dan setelah jasad
tesebut dicuri oleh mereka, maka pasukan Islam akan menyerah.
Keduanya akhirnya dihukum pancung, dan Raja Mesir waktu itu menyuruh pemerintah Madinah untuk membuat batasan berupa campuran beton dan perunggu jauh ke dalam tanah untuk melindungi jasad Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya dari pencurian.
Keduanya akhirnya dihukum pancung, dan Raja Mesir waktu itu menyuruh pemerintah Madinah untuk membuat batasan berupa campuran beton dan perunggu jauh ke dalam tanah untuk melindungi jasad Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya dari pencurian.
Tempat-tempat bersejarah lain yang dapat dikunjungi di
Madinah dan sekitarnya:
- Makam Baqi’
Di
sebelah Timur dari masjid Nabawi ada pemakaman untuk para penduduk maupun
jamaah haji yang meninggal di Madinah, bernama Baqi’. Di tempat itu pula
dimakamkan Utsman bin Affan Ra dan para istri Nabi Saw, yaitu Siti Aisyah Ra,
Ummi Salamah, Juwairiyah, Zainab, Hafsah binti Umar bin Khaththab, dan Mariyah
Al Qibtiyah Ra. Putra-putri Rasulullah Saw seperti Ibrahim, Siti Fatimah,
Zainab binti Ummu Kulsum, serta beberapa sahabat Nabi Saw juga dimakamkan di
sana.
- Masjid Quba
Masjid
yang terletak di daerah Quba, sekitar 5 km sebelah barat daya Madinah. Waktu
Nabi SAW hijrah ke Madinah, orang pertama yang menyongsong kedatangan
Rasulullah adalah orang-orang Quba. Kedatangan Nabi di Quba pada hari Senin
tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 13 kenabiannya atau tahun 53 dari kelahiran
beliau atau bertepatan dengan tanggal 20 September 622 M. Di sini Nabi SAW
menempati rumah Kalsum bin Hadam, maka Rasulullah pun mendirikan masjid di atas
sebidang tanah milik Kalsum. Di masjid ini pula pertama kali diadakan shalat berjemaah
secara terang-terangan dan disebut kan dalam Al-Qur’an dengan nama masjid
Taqwa.
- Jabal Uhud
Jabbal
Uhud adalah nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Letaknya sekitar 5km dari
pusat kota Madinah. Di lembah bukit ini pernah terjadi perang dasyat antara
kaum muslimin sebanyak 700 orang melawan kaum musyrikin Makkah sebanyak 3000
orang. Dalam pertempuran tersebut kaum muslimin yang gugur sampai 70 orang
syuhada,antara lain Hamzah bin Abdul Munthalib paman Nabi Muhammad SAW. Perang
uhud terjadi pada tahun ke 3H, waktu kaum musyrikin Makkah sampai di perbatasan
Madinah, umat Islam mengadakan musyawarah bersama para sahabat yang dipimpin
oleh Nabi Muhammad SAW. Banyak para sahabat mengusulkan agar umat Islam
menyosong kedatangan musuh di luar kota Madinah, usul ini akhirnya disetujui
oleh Nabi Muhammad SAW. Beberapa orang pemanah ditempatkan di atas gunung
Uhud,untuk mengadakan serangan-serangan jika kaum musyrikin mulai menggempur
kedudukan umat Islam.
Dalam
perang yang dasyat tersebut umat Islam hampir mendapat kemenangan yang
gemilang, pasukan pemanah umat Islam yang berada di atas gunung Uhud, setelah
melihat barang-barang yang ditinggalkan oleh musuh ada beberapa di antara
mereka yang meninggalkan pos untuk turut mengambil barang-barang tersebut, padahal
Nabi Muhammad SAW telah menginstruksikan agar tidak meninggalkan pos meski
apapun yang terjadi. Adanya pengosongan pos oleh pemanah tersebut digunakan
oleh Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) seorang ahli strategi yang memimpin
tentara berkuda, menggerakkan tentaranya kembali guna menyerang sehingga umat
Islam mengalami kekalahan yang tidak sedikit yaitu sampai 70 orang sahabat
gugur sebagai syuhada. Nabi Muhammad SAW sendiri dalam peperangan tersebut
mendapat luka-luka. setelah perang usai dan kaum musyrikin mengndurkan diri
kembali ke Makkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar mereka yang gugur
dimakamkan di tempat mereka roboh,sehingga ada satu liang kubur beberapa
syuhada. Kuburan uhud waktu sekarang dikelilingi tembok.
- Masjid Qiblatain
Masjid
tersebut mula-mula dikenal dengan nama masjid Bani Salamah karena dibangun di
atas bekas rumah Bani Salamah. Pada tahun ke 2 H waktu Zhuhur di masjid
tersebut tiba-tiba turunlah wahyu surat Al-Baqarah ayat 144. Dalam shalat
tersebut mula-mula Rasulullah Saw menghadap ke arah Masjidil Aqsa, tetapi
setelah turun ayat tersebut, beliau menghentikan sementara, kemudian meneruskan
shalat dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Dengan
terjadinya peristiwa tersebut akhirnya masjid ini diberi nama masjid Qiblatain
yang berarti masjid berkiblat dua.
- Khandak/Masjid Khamsah
Khandak
berarti parit. Dalam sejarah Islam yang dimaksud Khandak adalah peristiwa
penggalian parit pertahanan sehubungan dengan peristiwa pengepungan kota
Madinah oleh kafir Quraisy bersama sekutu-sekutunya dari Yahudi Bani Nadlir,
Bani Ghathfan dan lain-lainnya.
Di
saat Rasulullah SAW mendengar kafir Quraisy bersama sekutu-sukutunya akan
menggempur kota Madinah, maka Rasulullah bermusyawarah dengan para
sahabat-sahabatnya, bagaimana cara menanggulangi penyerangan tersebut. Pada
waktu sahabat Nabi, Salman Al Farisi memberikan saran supaya Rasulullah SAW
membuat benteng pertahanan berupa parit, usul tersebut diterima oleh Rasulullah
SAW membuat benteng pertahanan berupa parit, usul tersebut diterima oleh
Rasulullah SAW. Maka digalilah parit pertahanan tersebut di bawah pimpinan
Rasulullah SAW sendiri. Peristiwa pengepungan kota Madinah ini terjadi pada
bulan Syawal tahun kelima Hijriah.
Peninggalan
perang Khandak yang ada sampai sekarang hanyalah berupa lima buah pos yang
dulunya berjumlah tujuh, yang menurut sebagian riwayat tempat tersebut adalah
bekas pos penjagaan pada peristiwa perang Khandak dan sekarang dikenal dengan
nama Masjid Sab’ah atau Masjid Khamsah.
0 komentar:
Posting Komentar