HATI NURANI – NAFSU DUNIAWI
HATI NURANI – NAFSU DUNIAWI | |
Hati nurani orang beriman menentukan perilaku mereka
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
(QS. Al-Imran, (3):134-135)
Semua manusia diciptakan dengan hati nurani
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
(QS. Asy-Syams, (91):7-10)
Orang yang ingkar sekalipun, hati nuraninya mengatakan kebenaran
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan (nasib akhir) orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. An-Naml, (27):14)
Orang-orang beriman bertindak atas kebenaran ketika mereka mengetahuinya
Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.
(QS. Al-A'raf, (7):89). Orang-orang beriman menukar kenikmatan duniawi mereka dengan akhirat
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
(QS. At-Taubah, (9):111)
Dirinya sendiri mengetahui setiap perbuatan yang dilakukan dalam kehidupannya
Pada kenyataannya, manusia akan menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.
(QS. Al-Qiyamah, (75):14-15)
Kenikmatan duniawi diciptakan bersama-sama dengan rasa iri Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat baik dan taqwa, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. An-Nisa ', (4):128)
Orang-orang yang beriman menghindarkan diri dari nafsu dan keinginan Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. At-Taghabun, (64):16)
Miskinnya nurani mematikan hati
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
(QS. Al-Hajj, (22):46)
Kesenangan duniawi dapat mendorong pada kejahatan
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
(QS. Yusuf, (12):53).
Orang-orang beriman membersihkan dan menyucikan keinginan mereka
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu
(QS. Asy-Syams, (91):7-9)
|
0 komentar:
Posting Komentar